Senin, 15 Januari 2018

Good Governance Practice for Better Performance of Community Organizations - Myths and Realities!!

Journal of Power, Politics & Governance, Vol. 1 No. 1, December 2013


Good Governance Practice for Better Performance of Community Organizations - Myths and Realities!!

R. Dayanandan, PhD



Background

Community organizations (Cooperatives) are unique institutions that balance and negotiate relationships between their members, communities, traders, the state and international commercial traders: social capital facilitates these relationships. According to Folsom (2002), having a businesses owned and controlled on a cooperative basis helps farmers’ entire community. Evidence shows that cooperatives enable farmers to achieve economies of scale, bargaining power and capacity to invest in more advanced stages of the value chain including storage, processing, marketing and distribution. Besides, as community institutions, cooperatives devolve decision making to the community level, build social capital, community spirit and pride (Reynolds, 1998).
The participation of cooperative unions in the economic activities is affected by their management capacity, experience and access to credit. This is due to lack of good governance practices (Bezabih, 2009). From this, it can be concluded that governance practice determine the performance of cooperatives in Ethiopia in general and the study area in particular. The success of cooperatives would depend on the way that cooperative organization structured and apply good governance practice, which is the base for members’ participation. Good governance emerges through honest application of the prevailing laws and respecting the spirit behind this law (Imran, 2009). Hence, it is imperative to evaluate the existing governance practice and its impact on the performance of People’s organizations (Cooperatives).

Formulation of the problem
  1. To knowing the selected primary cooperative management practices in the study area?
  2. To know the level of awareness of the members of the cooperative against good governance practices?
  3. To know the impact of governance practices on cooperative performance?
  4. To Know the factors that hamper good governance practices in cooperatives? 

Purpose
  1. To understand the governance practices of selected primary cooperatives in the study area.
  2. To assess the level of awareness among the cooperative members on good governance practice.
  3. To examine the impact of such governance practice on the performance of the cooperatives.
  4. To identify the factors that hinders good governance practice in the cooperatives. 


Research methods

Multistage sampling procedure was followed to select the primary cooperatives and sample members. In the first stage, from eight types of primary cooperatives, two primary cooperatives from each type were selected purposively based on seniority of establishment. There are 1627 members registered in the selected 16 cooperatives. When using different standard formulae (Kothari, 2004 and Emane, 2000) to arrive sample size, it becomes more than 300 which are difficult to manage within the limited time and resource. Hence, Carvalho (1984) table was used to arrive the sample size. Thus medium size (m) 125 samples had been arrived from the total of 1627 members in the selected cooperatives. Finally proportionate random sampling technique was used to identify the sample members as respondents. The required primary data was collected using pre tested semi- structured questionnaires. The collected data was analysed by Statistical Package for Social Science (SPSS version 20) and descriptive statistics such as mean, percentages and chi square along with binary logistic regression model were used to arrive the conclusion.

Conclusion

The findings indicate that inadequate business participation, poor responsiveness, lack of awareness about the management, lack of democracy, corruption, poor sense of ownership, double responsibility and lack of members’ awareness were found to be the reasons for weak performance. The binary logistic regression model results show that, four predictor variables such as participation, accountability, transparency and rule of law are found to be significant on the impact of cooperative performance which needs due attention of the concerned stake holders to maintain good governance practice. It is suggested that the identified problems would be addressed through collaborative and deliberate action of both members and the government.


Reference

R. Dayanandan, PhD .(2013). Good Governance Practice for Better Performance of Community Organizations - Myths and Realities. Journal of Power, Politics & Governance, Vol. 1.

Selasa, 07 November 2017

MATA KULIAH  : ETIKA PROFESI AKUNTANSI
NAMA                 : Robi saputro
NPM                    : 29214759
KELAS                : 4EB27


Keterampilan dan atribut apa yang dibutuhkan lulusan akuntansi? Bukti dari persepsi siswa dan harapan pengusaha

Latar belakang
Teknologi dan globalisasi ekonomi dunia. driver perubahan ini telah mengurangi biaya informasi dan meningkatkan tingkat persaingan antar organisasi. Hal ini telah mengakibatkan kebutuhan untuk tindakan lebih cepat dan lebih menentukan oleh manajemen, sebuah munculnya perusahaan baru atau industri dan persyaratan untuk layanan profesional dan keterampilan baru (Albrecht dan Sack, 2000). Akibatnya, pengusaha mencari beragam keterampilan dan atribut lulusan akuntansi baru untuk mempertahankan keunggulan kompetitif meskipun fakta bahwa banyak negara menghadapi kekurangan keterampilan di bidang (Birrell, 2006). Baru-baru ini, pelatihan dan pendidikan akuntan di seluruh dunia telah menjadi subyek dari banyak perdebatan dan perjuangan politik (Van Wyhe, 1994; Mohamed dan Lashine, 2003).
Menurut Uyar dan Gungormus (2011), lembaga-lembaga pendidikan harus mempersiapkan mahasiswa mereka untuk menghadapi dunia kerja dengan melengkapi mereka informasi terkini dan keterampilan yang diperlukan. Dengan demikian, mahasiswa memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi persaingan dunia kerja setelah lulus. Sedangkan, pihak pemberi kerja mengharapkan lulusan universitas dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan standar keterampilan dan pengetahuan profesional tertentu.
Badan - badan profesional di Australia juga telah mengakui pentingnya pengembangan keterampilan generik dan atribut bagi lulusan akuntansi. Berdasarkan karya Birkett (1993), badan-badan profesional telah menghasilkan Pedoman Akreditasi Perguruan membuat eksplisit harapan mereka dari tingkat keterampilan generik (kognitif dan perilaku) lulusan. Graduate atribut yang dikembangkan selama program akuntansi sekarang harus melampaui pengetahuan dan keahlian disiplin atau teknis dan termasuk kualitas yang mempersiapkan lulusan sebagai pembelajar  seumur hidup, sebagai 'warga dunia', sebagai agen untuk kebaikan sosial, dan untuk pengembangan pribadi dalam terang masa depan yang tidak diketahui (Bowden dan Marton, 1998; Barrie, 2004).

Metodologi
Kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang melibatkan pengumpulan data dari 322 siswa lulus di tiga universitas di Australia 1 dan 28 praktisi di sejumlah organisasi dan industri yang mempekerjakan lulusan akuntansi.
Dalam metode kuantitatif, pengumpulan data dilakukan kepada para siswa selama kuliah. Pengumpulan data terdiri dari tiga bagian:
  • Bagian 1 siswa diminta untuk menilai pada skala mulai dari 1 (sangat setuju) sampai 5 (sangat tidak setuju) pernyataan tentang pentingnya mempelajari berbagai program dalam akuntansi dan bisnis.
  • Bagian 2 siswa diminta untuk menilai 47 spesifik keterampilan fi c / atribut pada skala mulai dari 1 (tidak ada prioritas) untuk 5 (prioritas utama) dalam kaitannya dengan: (i) pentingnya karir masa depan mereka, dan (ii) tingkat prioritas yang mereka anggap telah diberikan untuk mengembangkan keterampilan ini selama program gelar mereka.
  • Bagian 3 meminta informasi demografis dari para siswa yang berkaitan dengan jenis program dan jurusan mereka belajar dan jalur karir yang dimaksudkan mereka.

Sebuah studi kualitatif untuk menilai harapan pengusaha dan untuk fokus pada proses yang terjadi dalam praktek seperti yang dijelaskan oleh mereka yang terlibat secara langsung dilakukan. Selama kelompok fokus dan pertemuan individu, pendekatan wawancara semiterstruktur diadopsi memungkinkan semua peserta untuk menanggapi set yang sama pertanyaan.

Hasil dan Diskusi
 Dalam menjawab pertanyaan penelitian 1, dari perspektif siswa dan sejalan dengan Morgan (1997) dan Jones dan Sin (2003), keterampilan dinominasikan sebagai yang paling penting untuk karir mereka yang berhubungan dengan keterampilan pribadi dan komunikasi (termasuk motivasi diri, profesional sikap, komunikasi lisan dan tertulis, kerja sama tim dan nilai-nilai); keterampilan analitik / desain (termasuk pemecahan analitis dan masalah); keterampilan menghargai (termasuk pengambilan keputusan dan berpikir kritis); dan kepemimpinan dan keterampilan interpersonal. Yang menarik adalah persepsi siswa bahwa kepekaan budaya adalah keterampilan yang diperlukan untuk karir masa depan mereka.
Menanggapi pertanyaan penelitian 2, dengan pengecualian keterampilan akuntansi dan penelitian dasar, siswa tidak memahami bahwa tingkat yang sesuai prioritas telah diberikan untuk mengembangkan keterampilan yang mereka anggap sebagai penting untuk karir mereka.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa kesepakatan antara mahasiswa dan pengusaha dalam hal keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam karir di dunia bisnis / akuntansi hari ini (yaitu analitis / kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi lisan dan tertulis, kerja tim dan terus belajar). Namun, ada perbedaan dalam hal bagaimana masing-masing kelompok peringkat setiap keterampilan. Selain itu, meskipun kedua mahasiswa dan pengusaha peringkat komunikasi lisan sebagai yang sangat dihargai, penekanan dalam program akuntansi masih pada komunikasi tertulis, pandangan yang didukung oleh Leveson (2000), dan banyak dari keterampilan dan atribut yang dianggap penting oleh kedua kelompok tidak mengingat tingkat yang diinginkan prioritas selama program akuntansi.


Jumat, 13 Oktober 2017

MATA KULIAH  : ETIKA PROFESI AKUNTANSI
NAMA                 : Robi saputro
NPM                    : 29214759
KELAS                : 4EB27




ETIKA PROFESI, PROFESIONALISME, DAN KUALITAS AUDIT

Pendahuluan
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembanganya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi terbatas hanya pada kepemimpinan perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan kreditur. Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Pada umumnya keputusan mereka berdasarkan kepada informasi yang mereka peroleh dari laporan keungan perusahaan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti ini. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan data yang berasal dari pihak luar, di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya (Mulyadi, 2008: 2). Auditor menjadi profesi yang diharapkan banyak orang untuk dapat meletakan kepercayaan sebagai pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan dan dapat bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seorang auditor eksternal. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni:

      1.      Standar umum;
      2.      Standar pekerjaan lapangan;
      3.      Standar pelaporan.
Dimana standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya.

Etika Profesi
Etika dari bahasa Yunani dari kata Ethos yang berarti ”karakter”. Nama lainnya adalah moralitas yang berasal dari bahasa latin yaitu kata mores berarti ”kebiasaan”. Moralitas berfokus pada perilaku manusia yang ”benar” dan “salah”. Etika berhubungan dengan bagaimana seseorang bertindak terhadap orang lainnya (Sunarto, 2003: 62).
Etika Profesional lebih luas dari  prinsip-prinsip moral. Etika tersebutmencakup prinsip perilaku untuk orangorang profesional yang dirancang baik untuk tujuan idealistis (Sunarto, 2003: 63). Etika secara umum didefiniskansebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturanaturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu (Suraida, 2005:118). Menurut Siti Rahayu (2010:49).
Etika profesi merupakan kode etik untuk profesi tertentu dan karenanya harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut. Untuk mempermudah harus dijelaskan bagaimana masalah hukum dan etika berkaitan walaupun berbeda. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa etika profesi merupakan norma yang mengikat secara moral hubungan antar manusia, yang dapat dituangkan dalam aturan, yang disusun dalam kode etik suatu profesi, dalam hal ini adalah norma perilaku yang mengatur hubungan auditor dengan klien, auditor dengan rekan seprofesi, auditor dengan masyarakat dan terutama dengan diri sendiri. Prinsip etika menurut SAP 2011 adalah sebagai berikut :

      1.      Prinsip integritas.
      2.      Prinsip objektivitas
      3.      Prinsip kehati-hatian professional.
      4.      Prinsip kerahasiaan.
      5.      Prinsip perilaku professional.

Profesionalisme
Profesionalisme (professionalism), didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang  membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang professional. Messier, Glover, Prawitt, (2005: 375). Adapun menurut (Badudu dan Sutan, 2002:848). Profesi adalah pekerjaan dimana dari pekerjaan tersebut diperoleh nafkah untuk hidup, sedangkan profesionalisme dapat diartikan bersifat profesi atau memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan. Profesionalisme adalah suatu atribut individul yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003).
Profesi merupakan pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan (knowledge) yang tinggi atau kompleks, atau pengetahuan yang bersifat esetorik. Selama ini diargumentasikan bahwa pekerjaan akuntan memang didasarkan pada pengetahuan yang tinggi dan ini hanya bisa dilakukan oleh individu dengan kemampuan tertentu dan latar belakang pendidikan tertentu. Esetorik bermakna unik tidak semua orang dapatmelakukan pekerjaan ini. Profesi berkaitan dengan pengkuan sosial. Sebelum suatu profesi memperoleh pengakuan sosial, praktisi harus memiliki atribut profesionalisme yang mencakup :
      1.      Keyakinan bahwa pekerjaannya secara social adalah penting;
      2.      Berdedikasi terhadap pekerjaannya;
      3.      Membutuhkan otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya;
      4.      Dukungan terhadap pengaturan sendiri (selfregulation);
     5.      Berafiliasi dengan praktisi lainnya.

Kualitas Audit

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para penggguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan  mengambil keputusan berdasarkan pada  laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam  pengesahan laporan keuangan suatu  perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan.

Selasa, 10 Januari 2017

MATA KULIAH  : PENGANTAR BISNIS
DOSEN                : Dodi Arif S.E., M.M.
TUGAS                : KE - 8

NAMA : Robi saputro
NPM    : 29214759


SUMBER DANA PERUSAHAAN

    Agar suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan perekonomian secara lancar, maka manajer keuangan haru dapat berfikir keras untuk mencari dari mana sumber dana perusahaan di dapat. sebab aktivitas perusahaan mutlak harus ditopang oleh dana yang mencukupi.

   Sumber dana itu sendiri merupakan bentuk-bentuk dana yang dapat dimanfaatkan perusahaan berasal dari perusahaan lain atau perusahaan sendiri dengan memberikan imbalan tertentu. Sumber dana perusahaan secara umum dapat dikelompokkan menjadi sumber dana jangka pendek, sumber dana jangka menengah, dan sumber dana jangka panjang.


Sumber Dana Jangka Pendek

    Sumber dana jangka pendek adalah pendanaan yang harus dibayar kembali  dalam satu tahun atau kurang. Perusahaan biassanya menggunakan sumber dana jangka pendek untuk modal kerja karena sumber dana ini harus segera dibayar dalam waktu setahun atau kurang.
    
    Contoh sumber dana jangka adalah kredit perdagangan, pinjaman bank jangka pendek, surat berharga komersial, serta pendanaan piutang dan persedian.

Sumber Dana Jangka Menengah

     Sumber dana jangka menengah adalah sumber dana atau pendanaan yang mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun. Kebutuhan jangka menengah diperlukan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek di suatu pihak dan juga sulit dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang di pihak lain.
      
      Dengan demikian, sumber dana jangka menengah merupakan sumber dana yang lebih panjang waktunya dari pada sumber dana jangka pendek, namun lebih pendek jangka waktunya dibanding sumber dana jangka panjang.

      Contoh sumber dana jangka menengah adalah tern loan, equipment loan, leasing.

Sumber Dana Jangka Panjang

       Pendanaan dalam jangka panjang pada umumnya menunjukkan pendanaan yang jangka waktu temponya lebih dari lima tahun. Pendanaan jangka panjang terutama terdiri dari obligasi. Pendanaan jangka panjang seringkali digunakan untuk mendanai aset yang masa pakainya jangka panjang, seperti tanah, mesin, pabrik atau proyek-proyek konstruksi.


Jumat, 06 Januari 2017

MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS 
DOSEN                : Dodi S.E., M.M. 
TUGAS                : KE - 7

NAMA   : Robi saputro
NPM      : 29214759


MENGAMATI PERUSAHAAN NEGARA YANG SUDAH MEMENUHI MASYARAKAT DAN PERUSAHAAN

      Pertumbuhan perekonomian indonesia yang naik setiap saat membuat indonesia menjadi semakin modern dan membuat inovasi - inovasi baru untuk kemajuan indonesia dan salah satunya ada di Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Pertamina. PT Pertamina adalah badan usaha milik negara yang bertugas untuk pasokan minyak, gas, dll. Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. PT Pertamina juga sangat penting untuk masyarakat karena minyak yang dihasilkan oleh bumi berguna untuk kendaraan, memasak, mesin pabrik, dll. Selain itu Directorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan mengelola bisnis Gas, Power, dan NRE sebagai core business Pertamina untuk memperkuat business positioning dan daya saing, mengoptimalkan profit serta mendukung business sustainability perseroan.

Strategi:
  • Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan NRE dengan mengamankan sisi pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar untuk mengembangkan skala bisnis melalui optimalisasi bisnis eksisting dan penguasaan resources baru.
  • Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas, Power, dan NRE.
  • Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine.


Referensi :
MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS
DOSEN               : Dodi Arif S.E., M.M.
TUGAS               : KE - 6

NAMA : Robi saputro
NPM    : 29214759

PERUSAHAAN JASA


Pengertian Perusahaan Jasa

     Perusahaan jasa adalah suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa), dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Perusahaan jasa dapat diartikan juga sebagai suatu oerusahaan yang menjual jasa yang diproduksi nya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan keuntungan.

       Tapi perusahaan jasa - pun memerlukan produk fisik atau yang berwujud untuk melakukan kegiatan usahanya. Misalnya seperti perusahaan tranportasi umum yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen, maka untuk dapat melakukan kegiatan usahnya perusahaan tersebut memerlukan alat transportasi seperti bus, pesawat, atau kapal laut dan alat transportasi tersebut merupakan produk yang berwujud.

Contoh dari Perusahaan Jasa

      Naulitama Tours & Travel adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa perjalanan wisata yang berdiri pada tanggal 01Maret 2015. Naulitama Tours & Travel adalah perusahaan jasa pariwisata yang meliputi Tours & Travel: penjualan tiket pesawat (Online) dalam dan luar negeri, Reservasi hotel, pengurusan dokumen (seperti pembuatan Paspor, Visa, dan Asuransi Perjalanan) penyewaan mobil, perjalanan umroh, perjalanan wisata ziarah, study tour untuk pelajaran dan mahasiswa dll.

EfektifitasPerusahaan Jasa

     Perusahaan jasa seperti perusahaan travel membuat masyarakat bisa melakukan perjalanan ke luar kota, bahkan keluar negeri dengan sangat mudah dan masyarakat yang melakukan perjalanan kemana pun yang mereka mau. Mereka juga tidak usah pusing memikirkan kegiatan atau apa yang kan dimakan disana, karena semua kebutuhan sudahn disiapkan oleh pihak travel. Perusahaan travel juga memiliki dampak positive yaitu:
  • Menambahkan lapangan kerja.
  • Membuat warga local untuk berwirausaha.
  • Bisa mengetahui tempat - tempat wisata yang indah bagi para wisatawan yang belibur.
Referensi:
MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS
DOSEN               : Dodi Arif S.E., M.M.
TUGAS               : KE - 5

NAMA : Robi saputro
NPM    : 29214759

MELIHAT USAHA KECIL MENENGAH

    Sembako (sembilan bahan pokok) merupakan barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok bgi seluruh masyarakat indoneia. Kebutuhan ini kemudian memunculkan satu jenis bisnis yang sangat menguntunglan yaitu warung atau toko sembako. Seperti yang kita tahu bahwa sembako sangat dibutuhkan oleh msayarakat dan salah satu kunci sukse dalam dunia bisnis adalah dengan menjual barang atau produk yang dibutuhkan oleh msayarakat luas tanpa memandang golongannya.



Kelebihan Warung Sembako

   
    Bisnis warung sembako memiliki kelebihan karena segmentasi pasarnya yang hampir menyeluruh. Bisnis ini membidik bukan hanya kalangan atas namun juga kalangan bawah, hampir semua orang yang hidup di indonesia sangat membutuhkan apa yang dijual di warung sembako sehingga terleas dari ketatnya persaingan. Usaha bisnis warung sembako bisa jadi adalah peluang usaha yang sangat menguntungkan dengan keuntungan yang sangat lumayan. 


   Selain itu, keuntungan yang didapat terbilang lumayan besar. Hal ini bisa terwujud jika kita memiliki cara penjualan yang bagus dan benar, karena bisa dikatakan bahwa bisnis warung sembako adalah bisnis yang cukup ketat persaingannya. Namun ini juga tergantung dari lokasi usaha.



Kekurangan Warung Sembako



    Karena menjual banyak barang, maka tentu membutuhkan ketekunan dan ketelitian dalam mengurus bisnis ini. Anda harus teliti menentukan jenis dan harga barang yang dijual, karena anda membeli dengan sistem grosir sementara nantinya dijual dengan harga eceran maka anda harus cermat dalam menghitung harg tiap satuan ecer. Selainitu di beberapa tempat persaingan warung sembako terbilang cukup ketat karena bisnis ini memang bisnis yang menguntungkan sehingga banyak orang yang juga ingin meraup keuntungan dari bisnis ini.  



Cara menjalankan usaha kecil



1. Pemilihan Lokasi Usaha


Pemilihan lokasi usaha bisa menjadi syarat penting  dalam kesuksesan berbisnis. Usahakan mencari tempat yang strategis yang dapat dijangkau oleh banyak orang seperti di pinggir jalan raya, perempatan jalan, didalam komplek perumahan yang masih sepi pedagang, dan lain lainya.


2. Utamakan Kualitas Produk dan Pelayanan



Kepuasan pelanggan terhadap kinerja kita sangat penting dalam berbisnis warung sembako. Siapkan barang yang terbaik untuk anda jual dan anda harus ramah terhadap pelanggan, karena senyum yang tulus akan membuat orang lain nyaman.



3. Mencari Grosiran Termurah


Dalam hal ini kita dituntut untuk mendapatkan grosiran termurah dan bagus kualitasnya.  Semakin murah barang yang anda beli maka margin keuntungan semakin besar sehingga hasil yang didapat semakin besar.


Contoh Analisa Usaha Bisnis Warung Sembako



Modal awal

perlengkapan           Rp 1.200.000
peralatan                  Rp 900.000
stok produk              Rp 4.000.000+
Total                         Rp 6.100.000


Biaya operasional



Belanja dagangan     Rp 4.000.000

Biaya listrik, air dll   Rp 200.000
Transportasi              Rp 150.000
Biaya lain-lain          Rp 200.000   +
Total                         Rp 4.550.000


Omset per bulan



Omset harian               Rp 300.000

Omset bulanan            Rp 9.000.000 (Rp 300.000 x 30 hari)
Laba bersih perbulan   Rp 4.450.000 (Rp 9.000.000 - Rp 4.450.000)


Semoga Bermanfaat